Rabu, 08 Februari 2012

DAFTAR UNDANG-UNDANG TAHUN 2010


No. 1
PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2008


No. 2
PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 47 TAHUN 2009 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2010

No. 3
PENCABUTAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 2002 TENTANG KOMISI PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI

No. 4
PENGESAHAN PERJANJIAN ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN REPUBLIK SINGAPURA TENTANG PENETAPAN GARIS BATAS LAUT WILAYAH KEDUA NEGARA DI BAGIAN BARAT SELAT SINGAPURA, 2009

No. 5
GRASI

No. 6
PENGESAHAN MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN KERAJAAN KEBAWAH DULI YANG MAHA MULIA PADUKA SERI BAGINDA SULTAN DAN YANG DI-PERTUAN NEGARA BRUNEI DARUSSALAM TENTANG KERJASAMA DI BIDANG PERTAHANAN


Total : 6 undang-undang

Dibuat otomatis oleh http://www.dpr.go.id

DAFTAR UNDANG-UNDANG TAHUN 2009


No. 1
Penerbangan


No. 3
Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung

No. 4
Pertambangan Mineral dan Batubara

No. 5
Pengesahan United Nations Convention Against Transnational Organized Crime (Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa menentang Tindak Pidana Transnasional yang terorganisasi)

No. 9
Badan Hukum Pendidikan

No. 10
Kepariwisataan

No. 11
Kesejahteraan Sosial

No. 12
Pembentukan Kabupaten Kepulauan Meranti di Provinsi Riau

No. 13
Pembentukan Kabupaten Maybrat di Provinsi Papua Barat

No. 14
Protokol Untuk Mencegah, Menindak, Dan Menghukum Perdagangan Orang, Terutama Perempuan Dan Anak-Anak, Melengkapi Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa Menentang Tindak Pidana Transnasional Yang Terorganisasi

No. 15
Protokol Menentang Penyelundupan Migran Melalui Darat, Laut, Dan Udara, Melengkapi Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa Menentang Tindak Pidana Transnasional Yang Terorganisasi

No. 16
Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2008 Tentang Perubahan Keempat Atas Undangundang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan Menjadi Undang-Undang

No. 17
Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No.1 Thn.2009 Perubahan Atas Undang-Undang No.10 Thn.2008 Tentang Pemilihan Anggota DPR,DPD.Dan DPRD Menjadi Undang-Undang

No. 18
Peternakan Dan Kesehatan Hewan

No. 19
Pengesahan Stockholm Convention On Persistent Organic Pollutants (Konvensi Stockholm Tentang Bahan Pencemar Organik Yang Persisten)

No. 20
Gelar, Tanda Jasa, Dan Tanda Kehormatan

No. 21
Persetujuan Pelaksanaan Ketentuan-Ketentuan Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa Tentang Hukum Laut Tanggal 10 Desember 1982 Yang Berkaitan Dengan Konservasi Dan Pengelolaan Sediaan Ikan Yang Beruaya Terbatas Dan Sediaan Ikan Yang Beruaya Jauh

No. 22
Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan

No. 23
Pertanggungjawaban Atas Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2007

No. 24
Bendera, Bahasa, Dan Lambang Negara, Serta Lagu Kebangsaan

No. 25
Pelayanan Publik

No. 27
Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

No. 28
PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

No. 29
PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 1997 TENTANG KETRANSMIGRASIAN

No. 30
KETENAGALISTRIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

No. 31
TENTANG METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA

No. 32
TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

No. 33
PERFILMAN

No. 34
PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI


Total : 29 undang-undang

Dibuat otomatis oleh http://www.dpr.go.id

GEORGE WASHINGTON


Tokoh yang akan kita bahas dalam kesempatan ini adalah George Washington. Selain merupakan salah seorang pendiri Amerika Serikat, George Washington adalah seorang Pemimpin Revolusi Amerika. Apa yang perlu kita ketahui dari Presiden pertama Amerika Serikat yang lahir di County Westmareland Virginia ini? Tidak hanya perannya dalam memimpin revolusi, tetapi kita juga akan mengungkap kecintaan George Washington terhadap alam semesta.

Kehidupan masa kecil George Washington tidak banyak yang diketahui. Selain dibesarkan dari keluarga bangsawan di Virginia, dalam pendidikan formalnya, ia memperlihatkan minatnya dalam matematika, ilmu mengukur tanah, budaya-budaya klasik, dan aturan-aturan tata krama. Kombinasi dari beberapa minat ini membuatnya tumbuh sebagai orang muda yang pandai dalam bidang seni. Lebih dari itu, George Washington beranggapan bahwa manusia, kehidupan perkebunan, mengunjungi sungai, lahan, dan hutan merupakan pelajaran utama baginya.

Terkait dengan kariernya di masa depan, sang ibu semula menginginkan George Washington berkarier di Angkatan Laut Inggris. Tetapi, keinginan ini dicegah oleh laporan saudara sang ibu dari Inggris. Ketertarikannya dalam bidang seni militer dan ekspansi bersifat saling mengisi dalam perjalanan hidupnya. Anak tertua Agustine Washington dari isteri keduanya, Mary Ball Washington ini, memilih hidup bersama saudara tirinya Lawrence, setelah sang ayah meninggal. Sosok Lawrence secara tidak langsung berperan besar dalam membangun karier George Washington di masa depan.

Ketika Lawrence meninggal, sebelumnya ia melimpahkan kuasa pemeliharaan semua harta peninggalannya di Mount Vernont kepada George. Lawrence juga meminta George untuk mengantikan posisinya sebagai ajudan masalah umum di wilayah tanah jajahan. Tanggung jawab ini termasuk mengawasi milisi-milisi di Virginia. Pada tahun 1753, George Washington diperintahkan Gubernur Robert Dinwiddie untuk membawa misi mengirim ultimatum Inggris kepada komandan Perancis Fort le Boeuf di Lembah Sungai Ohio. Dalam laporannya, kepada sang Gubernur George Washington mengambarkan kesulitan dan bahaya yang dialaminya. Setahun kemudian, ia ditugaskan sebagai Kolonel, dalam perang melawan Perancis dan Indian.

Pada akhir tahun 1754, didorong oleh kemarahan karena diskriminasi antara tentara yang direkrut dari Inggris, dengan tentara yang direkrut di (Amerika Serikat) tanah jajahan dalam hal kepangkatan dan bayaran, George pun mengundurkan diri dari jabatannya. Ia kembali mengolah tanah perkebunannya di Mount Vernont.

Tetapi tahun berikutnya, ia secara sukarela kembali ke dalam tugas kemiliteran, dan bergabung dengan Jenderal Inggris Edward Braddock melakukan ekspedisi menentang Perancis. Meskipun George Washington hampir tewas dalam misi ini, 4 buah peluru merobek mantelnya, serta 2 kuda di bawahnya tewas tertembak, namun, misi ini berhasil membuat reputasi George Washington di bidang kemiliteran bertambah cemerlang. Pada tahun 1755 di usia yang ke 23 tahun, ia pun dipromosikan menjadi Kolonel, dan ditempatkan sebagai Pimpinan Militer Tertinggi Virginia.

Setelah memastikan jika daerah perbatasan Virginia aman dari kemungkinan serangan Perancis, pada tahun 1758 Washington kembali meninggalkan dunia militer. Washington kembali ke Mount Vernon, tanah perkebunannya. Setahun kemudian Washington menikah dengan Martha Dan Dridge Custis janda dengan dua anak. Di tahun yang sama, Washington mulai memasuki dunia politik. Karier politik pertama yang dirintisnya, menjadi ketua suatu organisasi yang menentang kebijakan-kebijakan pemerintah Inggris di Virginia. Pertama-tama, ia mengharapkan rekonsiliasi dengan Inggris, lalu menentang pejabat-pejabat militer, juga menentang kebijakan-kebijakan Inggris dalam masalah tanah.

Pandangan George Washington terhadap pendudukan Inggris sama seperti rekan-rekannya yang lain, yang mengolah tanah perkebunan. Washington merasa dieksploitasi oleh pedagang-pedagang Inggris yang merintangi ruang gerak mereka dengan peraturan-peraturannya. Pertentangan dengan pemerintah kolonial Inggris pun bertambah tajam, Washington secara lantang menyuarakan perlawanan terhadap pembatasan-pembatasan yang diberlakukan oleh pemerintah Inggris ini.

Pada bulan Pebruari 1775, pemerintah Inggris mendeklarasikan Massachusetts sebagai sarang pemberontak. Pada bulan Mei 1775 pertemuan Konggres Continental yang kedua diadakan di Philadelphia. Ketika itu, pertempuran antara tentara Inggris dengan para milisi di Lexington, dekat Boston tengah terjadi. Tentara Inggris disandera oleh sekitar 14000 milisi dari New England. George Washington yang hadir dalam pertemuan itu, sebagai delegasi dari Virginia, adalah satu-satunya delegasi yang berpakaian seragam tentara. Ia menyuarakan dukungannya terhadap Massachusetts dan kesiagaannya untuk berperang melawan Inggris.
Pada tahun yang sama bulan Juni, Konggres membentuk Pasukan Continental dan menggabungkan pasukan ini ke dalam Pasukan Rakyat New England di sekitar Boston. Dan Konggres mengangkat George Washington sebagai Pimpinan Tertinggi Pasukan Continental. Washington mengambil alih komando, bahkan membayar para milisi tersebut dan memberikan bantuan-bantuan secara umum. Ia membakar semangat mereka untuk berjuang meraih kemerdekaan dengan strategi perang gerilya melawan penjajahan Inggris selama 6 tahun. Strategi ini ia pelajari dari peperangan yang terjadi antara Inggris dan Perancis.

Setelah perang berakhir, untuk kesekian kalinya ia kembali ke Mount Vernont, tanah perkebunannya yang mengalami banyak kemunduran selama masa absensinya. Ia kembali mengolah tanah perkebunannya dengan menambah jumlah rumah kaca, jumlah penggilingan gandum, tempat penyimpanan es, dan tanah baru untuk perluasan perkebunannya. George sangat berpengalaman dalam menggunakan mesin penggilingan, berburu, dan mengkaji perkembangan navigasi di sungai Potomac.

Pada tahun 1789, Washington dipilih secara bulat sebagai Presiden Amerika Serikat yang pertama oleh 55 delegasi yang datang dari 13 negara bagian. Washington terpilih kembali untuk yang kedua kalinya pada tahun 1792, tetapi menolak ketika ia dicalonkan untuk yang ketiga kalinya.

Selama masa kepresidenannya, yang pertama-tama ia lakukan adalah mengadakan perjalanan keliling ke negara-negara bagian di New England dan negara-negara bagian di Selatan. Perjalanan ini ia harapkan dapat mencegah perpecahan bangsa yang baru lahir ini.

Menilik sisi religiusitasnya, George Washington termasuk anggota gereja Anglican. Tetapi ia tidak berpartisipasi aktif dalam gereja tersebut. George Washington percaya jika agama diperlukan untuk menopang standart moralitas di masyarakat. Sebagai seorang pemimpin nasional, ia berhasil menegakkan hak-hak dan kebebasan semua sekte untuk menjalankan keyakinan mereka secara sejajar di depan hukum.
George Washington merupakan kombinasi pribadi yang unik, memiliki pengetahuan luas dalam hal bisnis, peperangan, dan masalah pemerintahan. George Washington aktif mengambil bagian dalam tiga peristiwa sejarah yang berlanjut selama 20 tahun. Sejak tahun 1775, ia terus mengobarkan semangat rakyat Amerika untuk membangun negara Amerika yang merdeka.

Setelah masa kepresidenannya tahun 1797, George Washington kembali ke tanah perkebunannya di Mount Vernon, dan meninggal di sana tiga tahun kemudian, karena inveksi tenggorokan.

PROVINSI DI INDONESIA


Sekarang ini Indonesia memiliki 33 propinsi. Jangan sampai kita sebagai warga negara Indonesia tidak mengetahuinya. Berikut daftar propinsi di Indonesia beserta ibu kotanya.

Nama Propinsi - Ibu Kota
1. Nanggroe Aceh Darussalam - Banda Aceh
2. Sumatera Utara - Medan
3. Sumatera Barat - Padang
4. Riau - Pekanbaru
5. Jambi - Jambi
6. Sumatera Selatan - Palembang
7. Bengkulu - Bengkulu
8. Lampung - Bandar Lampung
9. Kepulauan Bangka Belitung - Pangkal Pinang
10. Kepulauan Riau - Tanjung Pinang
11. Daerah Khusus Ibukota Jakarta - Jakarta
12. Jawa Barat - Bandung
13. Jawa Tengah - Semarang
14. Daerah Istimewa Yogyakarta - Yogyakarta
15. Jawa Timur - Surabaya
16. Banten - Serang
17. Bali - Denpasar
18. Nusa Tenggara Barat - Mataram
19. Nusa Tenggara Timur - Kupang
20. Kalimantan Barat - Pontianak
21. Kalimantan Tengah - Palangkaraya
22. Kalimantan Selatan - Banjarmasin
23. Kalimantan Timur - Samarinda
24. Sulawesi Utara - Manado
25. Sulawesi Tengah - Palu
26. Sulawesi Selatan - Makassar
27. Sulawesi Tenggara - Kendari
28. Gorontalo - Gorontalo
29. Sulawesi Barat - Mamuju
30. Maluku - Ambon
31. Maluku Utara - Ternate
32. Papua Barat - Manokwari
33. Papua - Jayapura

LEON TROTSKY


Lev Davidovitch Trotsky lahir tahun 1879. Saat itu gerakan buruh di Rusia belum timbul dan bahkan bisa dikatakan hampir tidak ada kelas buruh sama sekaki. Kekaisaran Rusia masih terbelakang, tanpa demokrasi parlementer atau kebebasan pers. Namun pada akhir abad XIX Rusia mulai berubah secara dahsyat. Sistem kapitalis mulai berkembang, dan kelas-kelas baru timbul: kelas burjuis atau kapitalis dan kelas buruh industrial.

Kelas buruh itu menjadi sangat militan dan terpengaruh oleh gerakan sosialis di Eropa barat. Aksi mogok menggoncang masyarakat Rusia, dan tahun 1905 terjadi pemberontakan revolusioner. Kaum buruh mendirikan lembaga tipe baru, yang disebut soviet (artinya dewan). Soviet yang muncul di ibukota St Petersburg merupakan majelis demokratik dengan wakil-wakil yang dipilih di setiap tempat kerja. Ketua sovietnya ialah Lev Trotsky. Saat itu Trotsky lebih terkenal daripada Lenin sendiri. Soviet tersebut dipatahkan oleh pemerintah, tetapi kemudian menjadi model untuk pemerintah Bolshevik tahun 1917.

Peranan Trotsky dalam Revolusi pertama tahun 1905 sudah kita singgung. Sebenarnya Trotsky adalah tokoh terpenting dalam pemberontakan itu. Lenin sendiri belum 100% matang pendekatan politiknya. Sebelum tahun 1905 Lenin menganjurkan teori (yang diambil dari Kautsky) bahwa kesadaran revolusioner harus disuntikkan dari luar ke dalam kelas buruh oleh golongan intelektual. Baru tahun 1905 Lenin melihat segi spontan dari proses penyadaran kelas buruh, kemudian pemikirannya menjadi lebih kaya dan canggih. Setelah kebangkitan tahun 1905 dikalahkan, Trotsky harus keluar negeri dan bermukim di New York. Di kota itu dia menjadi editor dari sebuah harian sosialis. Baru bulan Mei tahun 1917 berhasil kembali ke Rusia. Dia melihat dengan segera bahwa partai Bolshevik merupakan satu-satunya organisasi revolusioner yang betul-betul mampu untuk merebut kekuasaan.

Trotsky dan Lenin kedua-duanya adalah tokoh revolusioner terkemuka dalam revolusi tahun 1917, tetapi sebelum tahun itu mereka berbeda pendapat dalam dua hal yang sangat penting: (1) peranan partai revolusioner, (2) dinamika revolusi sosialis. Lenin berusaha mendirikan "partai pelopor", sedangkan Trotsky masih mendukung model sosial-demokrat. Dalam hal ini Lenin terbukti benar, dan itu diakui Trotsky sendiri pada tahun 1917. Trotsky masuk partai Bolshevik dan segera terpilih menjadi angota dari pimpinan.

Namun Trotskylah yang menganalisis dinamika revolusi dengan lebih tepat. Lenin masih terpengaruh oleh gagasan tradisional sosial-demokrat bahwa Rusia, sebagai negeri yang masih sedang berkembang, harus melalui tahap kapitalis sebelum kaum buruh bisa menjalankan revolusi sosialis. Sedangkan Trotsky melihat bahwa Rusia sedang mengalami proses yang lebih kompleks. Sosialisme memang belum mungkin dalam satu negeri miskin itu, tetapi karena industri kapitalis sudah berkembang dan kelas buruh sudah muncul dan berlagak militan, kaum buruh toh bisa merebut kekusaan dan mulai menempuh jalan sosialis. Setelah itu, revolusi sosialis ini harus meluas ke negeri-negeri lain yang lebih kaya, terutama jerman, Kalau tidak meluas dan tetap terisolasi, revolusi itu akhirnya akan gagal. Ini yang disebut teori "revolusi permanen".

Beberapa tahun sebelum Revolusi Oktober, Trotsky sering bergaul dan berdialog dengan aliran Menshevik, tetapi tahun 1917 dia mengakui bahwa kaum Menshevik sudah bukan revolusioner lagi. Trotsky sendiri mempunyai grup yang bernama "Organisasi Antar-Daerah" (Mezhraiontsi - Interdistrict Organisation) dengan beberapa tokoh intelektual penting seperti Lunacharsky. Namun anggota grup tersebut jumlahnya beberapa ratusan saja, sedangkan partai Lenin betul-betul mempunyai kader dan massa. Lenin mengundang Trotsky dan teman-temannya masuk partai Bolsehevik bahkan untuk menjadi pimpinan, tapi Trotsky ogah. 

Dia mentuntut agar kedua organisasi itu harus bersatu dengan mengambil nama baru. Ini jelas kurang realistis, dan hal itu lama-lama harus diakuinya juga. Akhirnya dia serta teman-temannya toh masuk partai Bolshevik secara formal pada bulan September. (Secara praktis mereka sudah tampil sebagai kader Bolsehvik sebelumnya). Dan Trotsky terpilih sebagai ketua soviet di ibukota.

Sesudah revolusi Bolshevik bulan Oktober Trotsky menjadi menteri terpenting yang kedua dalam pemerintahan. Pemerintah tersebut sering dinamai "pemerintah Lenin-Trotsky". Peranannya bermacam-macam, namun yang paling penting adalah peranannya sebagai panglima Tentara Merah yang membela rezim Soviet, dalam perang sipil yang disebabkan perlawanan dari kaum burjuis dan pasukan asing yang masuk wilayah Soviet. Untuk bertahan dalam situasi segawat itu, Tentara Merah harus bersiasat dengan sangat pandai. Kebanyakan tentara bukan buruh melainkan petani, yang sebenarnya bukan sosialis. Selain itu Trotsky harus bergantung pada sejumlah opsir dan ahli militer burjuis. Dia sering dikecam oleh sekelompok Bolshevik yang agak cemburu melihat Trotsky begitu naik daun dalam rezim Soviet. "Oposisi Militer" ini sebetulnya merupakan salah-satu unsur yang kemudian mendukung Stalin dalam upayanya untuk menyisihkan Trotsky.

Revolusi di Rusia memang terisolasi dan akhirnya gagal, namun dengan cara yang tak terduga. Kaum pemilik modal swasta tidak berhasil menghancurkan rezim soviet. Tetapi rezim itu mengalami degenerasi dari dalam. Setelah wafatnya Lenin, Stalin menjadi diktator dan menindas kaum buruh serta petani secara kejam. Trotsky melawan Stalin dan dia dideportasikan, kemudian harus hidup di Meksiko, dan akhirnya dibunuh oleh seorang intel Soviet. Partai-partai Komunis seperti PKI memfitnah Trotsky sebagai seorang "fasis"; tetapi rezim Stalinlah yang menandatangani persetujuan dengan Hitler tahun 1939.

Sebelum meninggal dunia Trotsky mendirikan gerakan "trotskis" atau "Internasional Keempat". Aliran kami (yaitu Suara Sosialis dan aliran internasional International Socialist Tendency) berasal dari aliran trotskis tersebut. Kami tidak setuju dengan Trotsky dalam beberapa hal. Misalnya kami menganalisis bekas Uni Soviet sebagai sistem "kapitalisme negara", sedangkan Trotsky dan beberapa grup "trotskis" lainnya beranggapan, Uni Soviet itu mempunyai sifat-sifat tertentu yang lebih progresis dari kapitalisme dan yang mengarah ke sosialisme. Namun kami mengakui Trotsky sebagai seorang tokoh revolusioner penting sederajat dengan Marx, Lenin, Gramsci dan Rosa Luxemburg.

Rabu, 04 Januari 2012

"Teologi Al-Ma'un"


oleh Ahmad Rizky Mardhatillah Umar pada 16 Oktober 2011 jam 12:04
"Partai politik yang terlampau banyak makan dari anggaran rakyat, harus diingatkan dengan Surah Al-Ma'un agar berhati-hati, jangan menjadi pendusta agama!"

http://photos-h.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc7/299408_2304206498145_1638747810_2273221_1296556620_a.jpgcourtesy of immugm.web.id
KH Ahmad Dahlan pernah mengajarkan sebuah surah dalam Al-Qur'an secara berulang-ulang. Di setiap forum pengajian, beliau tak bosan-bosan mengulang ayat tersebut untuk dibahas, dikaji bersama murid-muridnya. Salah satu di antara murid beliau itu adalah KH Syuja', yang kemudian kita kenal sebagai salah satu pimpinan teras Muhammadiyah pasca-KH. Ahmad Dahlan. Sudah beberapa pertemuan membahas surah pendek di penghujung Al-Qur'an itu.

Karena dilanda rasa penasaran, KH Syuja' mencoba untuk bertanya, mengapa Kyai Dahlan terus-menerus, secara berulang-ulang, membahas ayat itu. Tetapi KH Ahmad Dahlan bertanya balik: "Sudahkah ayat tersebut diamalkan?"

***

Jika ada ayat yang menjadi landasan bagi gerakan-gerakan sosial dalam Islam, itulah Al-Ma'un. Surah ini pendek, ayatnya tidak banyak, hanya sekitar tujuh ayat. Tapi maknanya yang menggetarkan dada, tidak sekadar menjadi bacaan di kala shalat fardhu, melainkan juga memberikan inspirasi-inspirasi untuk melahirkan sebuah kesadaran kolektif: kesadaran atas realitas sosial yang timpang.

Al-Maun dibuka dengan sebuah pertanyaan -lebih tepatnya sindiran: Tahukah engkau dengan para pendusta agama? Frase yang digunakan oleh Al-Qur'an terasa sangat menohok: "pendusta agama". Kita tentu akan penasaran: siapakah mereka yang dihardik oleh Al-Qur'an dengan ungkapan "pendusta agama" itu?

Ayat kedua dan ketiga memberikan penjelasan. Pertama, orang yang menghardik anak yatim (ayat 2).Kedua, menolak memberi makan orang miskin (ayat 3).

Buya Hamka memberi tafsir atas ayat ini dengan kata "menolakkan". Di  dalam ayat kedua  tertulisyadu'-'u  (dengan tasydid), artinya yang asal ialah menolak. Kata tersebut ditafsirkan orang lain dengan "menghardik" atau sejenisnya, tetapi kata Hamka yang lebih tepat adalah "menolakkan". Kata "menolak" itu bermakna  membayangkan kebencian yang sangat.

Artinya, jika seseorang merasa benci dengan anak yatim karena keyatimannya, berarti ia mendustakan agama. Sebabnya ialah rasa sombong dan rasa bakhil, menurut Hamka. Membenci anak yatim berarti membenci keber-asal-an Nabi Muhammad. Sebab, Nabi adalah anak yatim, yang dipinggirkan oleh keluarganya, hidup dengan menggembala, berkutat dengan kemiskinan di masa kecilnya.

Islam adalah agama yang sangat menghargai kesetaraan; egaliterisme. Islam menolak stratifikasi sosial-ekonomis; yang berarti meminggirkan orang miskin dan anak yatim dalam sistem sosial yang bertingkat. Anak yatim adalah mereka yang malang; tak mampu mengelak dari takdir bahwa kasih-sayang yang ia terima akan jauh, disebabkan oleh ayah dan ibu mereka yang telah tiada. Atau, tidak memberi porsi perhatian kasih-sayang pada kita.

Menghardik anak yatim adalah refleksi kesombongan-diri. Merasa diri lebih baik. Dan Allah menolak kesombongan. Oleh sebab itu, mereka yang sombong dan bakhil -seperti kata Hamka- dengan menghardik anak yatim sebagai simbolisasi, patut diucap sebagai "pendusta agama".

Ayat selanjutnya menjelaskan mengenai "menolak memberi makan orang miskin". Ini juga penting sebab mengindikasikan adanya distribusi kekayaan di antara umat Islam. Mereka yang menolak menyalurkan kekayaannya untuk orang miskin termasuk yang mendustakan agama.  Karena dia mengaku menyembah Tuhan,padahal hamba Tuhan tidak diberinya pertolongan dan tidak dipedulikannya.

Benar. Implikasi dari tauhid adalah menegakkan keadilan di segala bidang. Al-Ma'un bicara soal ekonomi. Mereka yang menolak memberi makan orang miskin, padahal ia memiliki harta-benda yang bisa meringankan penderitaan orang miskin. Mereka yang kemudian menolak mendistribusikan kekayaannya dengan tidak mau memberi makan orang miskin, berarti menolak visi keadilan yang Islam tawarkan.

Az-Zamakhsyari menulis dalam tafsimya, mengapa orang yang menolak memberi makan orang miskin dan menolak anak yatim dikatakan mendustakan agama. Kata beliau:  "Orang ini nyata mendustakan agama.  Karena dalam  sikap dan  laku perangainya dia mempertunjukkan bahwa dia tidak percaya inti agama yang sejati, yaitu bahwa orang yang menolongsesamanya yang lemah akan diberi pahala dan ganjaran mulia oleh Allah. Sebab itu dia tidak mau ber­buat ma'ruf dan sampai hati menyakiti orang yang lemah".

Menolak memberi makan orang miskin adalah cermin dari mereka yang zalim, menindas orang lain. Al-Qur'an sendiri melarang kezaliman, melarang penindasan manusia atas manusia. Jelas, pesan dari ayat ini adalah menentang penindasan dengan perbuatan menolak memberi makan orang miskin, menghalangi haknya untuk tetap hidup dan mendapatkan makanan yang layak.

Dan ini menunjukkan pula bahwa Islam adalah bervisi kemanusiaan. Dan visi kemanusiaan ini harus diterjemahkan ke dalam amal nyata. Dengan memberi makan orang miskin yang memerlukan, dan mengutamakan sifat individualis, berarti seseorang telah melanggar visi kemanusiaan. Ialah "pendusta agama". Agama bukan hanya bersifat vertikal, terkungkung dan terpenjara di mesjid. Agama ialah kemanusiaan yang membebaskan dan mencerahkan.

Itulah potret-potret pendusta agama. Ayat berikutnya, dengan lebih lantang, mengatakan pada kita: Maka celakalah orang-orang yang salat! Bagaimana mungkin, pengabdian transendental seorang muslim, melalui shalatnya kepada Allah, disebut sebagai perbuatan yang tidak hanya sia-sia, tapi juga mencelakakan?

Ada tiga parameter celakanya (wail) orang-orang yang shalat (ayat 4-7). Pertama, mereka yang lalai dalam shalatnya (ayat 5). Kedua, mereka yang berbuat riya' (ayat 6). Ketiga, mereka yang menolak memberi pertolongan.

Buya Hamka menafsirkan bahwa "lalai" berarti shalat tanpa diikuti oleh kesadaran sebagai hamba Allah. Kata Buya Hamka: "Saahuun; asal arti katanya ialah lupa. Artinya dilupakannya apa maksud sembahyang itu, tidak didasarkan atas pengabdian kepada Allah, walau ia mengerjakan ibadah. Ibadah tanpa kesadaran, adalah sebuah kelalaian, begitu tafsir Buya Hamka. Kesadaran penting, manakala kita melakukan purifikasi atas niat beribadah itu.

Mereka yang berbuat riya' berarti menodakan niat ikhlasnya pada sesuatu yang bukan pada Allah; menisbatkan sesuatu yang seharusnya dipersembahkan pada Allah -shalat, ibadah- justru kepada benda ciptaan Allah. Shalat dalam kerangka ini hanya membawa kecelakaan. Kata Buya Hamka, kadang-kadang dia menganjurkan memberi makan fakir miskin, kadang-kadang kelihatan dia khusyu' sembahyang; tetapi semuanya itu dikerjakannya karena ingin dilihat, dijadikan reklame. Dalam bahasa yang lebih moderen, shalat hanya dijadikan citra; untuk kekuasaan, untuk amal keduniaan.

Menolak memberi pertolongan adalah bentuk kezaliman yang lain lagi. Orang-orang yang mendustakan agama selalu mengelakkan dari menolong. Sebab, kata Buya Hamka, tidak ada rasa cinta di dalam hatinya. Yang ada ialah rasa benci! Memberi pertolongan adalah wujud kemanusiaan. Dan menolak memberi pertolongan, membiarkan orang lain dalam kesusahan, melawan hakikat kemanusiaan.

Riya', kata Buya Hamka, adalah simbol kebohongan dan kepalsuan, sementara menolak memberi bantuan adalah simbol individualisme dan kezaliman. Dua-duanya, adalah refleksi pendusta-pendusta agama. Sehingga, wajar jika Sayyid Quthb dalam tafsirnya menyebut bahwa Al-Ma'un memperlambangkan pertemuan dimensi sosial dan ritual agama. Ini menunjukkan bahwa agama pada hakikatnya bersifat transformatif, mewujud ke seluruh sel-sel kehidupan nyata.

*****

Surah Al-Ma'un memberikan pesan yang mendalam bagi kita untuk tidak melupakan realitas kemanusiaan, tidak melupakan orang-orang miskin, anak-anak yatim, mereka yang perlu pertolongan, mereka yang terpinggirkan. Untuk itulah KH Ahmad Dahlan memberikan pertanyaan yang sangat reflektif: sudahkah ayat ini diamalkan?

Mengamalkan surah Al-Ma'un bukan berarti hanya membaca ayat ini berulang-ulang, di shalat-shalat fardhu, ketika sedang ber-tadarrus Al-Qur'an. Perilaku ini sesungguhnya disindir tajam oleh KH Ahmad Dahlan. Mengamalkan Al-Ma'un berarti mendudukkan ayat ini dalam praksis tindakan. KH Ahmad Dahlan mencontohkan dengan memberi makan fakir miskin, membuka sekolah-sekolah bagi kaum pribumi, mendirikan penolong kesengsaraan umum (PKU).

Dengan ayat ini, Islam menjadi hidup tidak hanya pada tataran ritual, tetapi juga pada tataran sosial. Islam menjadi bersifat dinamis, transformatif. Ia bukan hanya prasasti yang hanya berisikan tulisan-tulisan yang hanya dibaca oleh orang-seorang, tetapi juga hidup sebagai etika sosial.

Seperti kata Nabi, "ad-diinu nashihah". Agama adalah nasehat! Al-Ma'un memberi sebuah penyemangat untuk terus mendudukkan Islam dalam posisinya yang dinamis, di aras intelektual-sosial-kritis. Teologi Kritis Al-Ma'un ingin menghidupkan kembali semangat agama yang membebaskan dan mencerahkan, dalam realitas sosial secara nyata.

Hidupnya Islam dalam tataran sosial ini yang mencerminkan modernisasi Islam sebagaimana dipraktikkan oleh Muhammadiyah. Di awal kelahirannya, Islam dilanda kejumudan, gersang akan ijtihad dan dobrakan amal sosial. Syekh Muhammad Abduh sampai mengatakan, "Al-Islam mahjuubun bil muslimin". Islam itu tertutup oleh kaum muslimin itu sendiri.

Gersangnya intelektualisme Islam itu membuat beberapa orang di tanah air yang baru pulang menuntut ilmu di  terpanggil untuk membenahi keadaan. Di antara kaum muda muslim tersebut ialah Muhammad Darwisy, putera KH Abubakar, khatib di Mesjid Kauman Yogyakarta yang menuntut ilmu di Mekkah. Di sana ia bersentuhan dengan pemikiran Muhammad ibn Abdul Wahhab dan Muhammad Abduh, serta banyak belajar dengan Syekh Ahmad Khatib Minangkabau, seorang ulama bermazhab Syafi'i yang menjadi imam di Mesjidil Haram.

Sekembalinya beliau ke tanah air, kenyataan tak seperti yang beliau idealkan di tempat belajar. Takhayul, Bid'ah, dan Churafat merajalela. Struktur sosial menempatkan kaum pribumi di level terbawah. Kemiskinan di mana-mana. KH Ahmad Dahlan terdorong untuk melakukan gebrakan. Bagaimana caranya? Ia kemudian menjawabnya dengan surah Al-Ma'un di atas.

Dan teologi Al-Ma'un menginspirasi perkembangan sebuah gerakan sosial Islam waktu itu. Muhammadiyah tidak hanya menjelma menjadi sebuah gerakan keagamaan yang bervisi dakwah amar ma'ruf nahyi munkar, tetapi juga gerakan sosial yang bervisi kemanusiaan. Perpaduan antara gerakan Islam dan gerakan sosial inilah yang menjadi ciri khas gerakan modern Islam abad itu.

Al-Ma'un menjadi panduan praksis gerakan sosial Islam. Sebuah ayat yang menyindir para kapitalis, yang hanya mementingkan diri untuk kapital semata. Das ding an sich, kalau mengutip Nietzsche. Ayat ini sesungguhnya melakukan kritik tajam atas kapitalisme yang menindas para pekerja, tanpa memedulikan kemiskinan di sekitarnya.

Jauh sebelum Marx melakukan kritik-kritik tajam atas kapitalisme industrial yang menindas, Al-Qur'an sudah berbicara: Jika engkau ingin menindas orang lain, dalam praktik-praktik akumulasi modal dan motif ekonomi, sesungguhnya: engkau adalah pendusta agama! Sebuah kritik tajam kepada pemodal yang tak memedulikan lingkungan sosialnya.

Jika kita geser ke ranah ontologis, maka Al-Ma'un adalah inspirasi intelektual yang kritis-emansipatoris. Menjadi intelektual Al-Ma'un berarti menjadi intelektual yang memiliki keberpihakan kepada kaum tertindas, bukan menjadi mereka yang hanya melegitimasi sistem korup. Inilah potret intelektual profetik, intelektual yang punya keberpihakan terhadap anak yatim, orang-orang miskin, dan mereka yang terpinggirkan dengan alat baca sosial yang kritis.

Semangat intelektualisme dalam bingkai teologi Al-Ma'un dapat kita baca dalam kerangka berpikir Prof. Kuntowijoyo: bahwa Ilmu sosial tidak berhenti hanya pada upaya menjelaskan fenomena sosial. Ilmu Sosial profetik, Ilmu Sosial Al-Ma'un, berarti juga setidaknya memiliki dimensi kritis, mampu meletakkan diri dengan keberpihakan kepada mereka yang terpinggirkan oleh struktur sosial-politik, serta membongkar realitas secara menyeluruh.

Tujuannya adalah untuk menegaskan pilar kemanusiaan yang diemban, untuk membawa manusia darizhulumaat (kegelapan) menuju nuur (cahaya). Inilah semangat intelektual Al-Ma'un: intelektual yang membawa visi pembebasan kaum miskin dan kesetaraan sosial.

Dengan demikian, jika kita kontekstualisasikan semangat Al-Ma'un dalam kerangka ilmu sosial, kita perlu menumbuhkan jiwa-jiwa kritis terhadap realitas sosial. Artinya, kita perlu memaknai kembali riset-riset sosial yang kita lakukan. Untuk apa riset itu kita lakukan? Apakah riset sekarang hanya menjadi sebuah "citra" untuk mendapatkan pengakuan akademis? Ataukah hanya sekadar memenuhi hibah-hibah akademis yang disajikan di kampus-kampus?

Semoga tidak. Riset sosial, mengacu pada semangat intelektual Al-Ma'un, adalah jalan untuk mengetahui realitas sosial secara lebih baik.

*****

Jika dulu KH Ahmad Dahlan mempraksiskan Al-Ma'un dengan mendirikan rumah sakit untuk kaum pribumi (PKO), sekolah-sekolah rakyat yang mengimplikasikan kaum pribumi dapat pendidikan yang setara orang Belanda, atau panti-panti asuhan anak yatim, saat ini mungkin perlu ada perluasan.

Teologi Al-Ma'un juga perlu dimaknai dalam kerangka struktural, sebab penindasan itu juga bersifat struktural. Neoliberalisme telah melahirkan kesenjangan antara "yang-kaya" dan "yang-miskin", hegemoni pasar telah melumpuhkan mereka yang tak bermodal.

Upaya-upaya pembelaan perlu digalakkan melalui masyarakat sipil dengan advokasi dan pemberdayaannya. Teologi Al-Ma'un berarti advokasi; pembelaan atas hak-hak masyarakat yang terlupakan oleh negara. Muhammadiyah, mengutip Saleh Partaonan Daulay, adalah kekuatan masyarakat sipil. Peran-peran ini perlu diampu semua elemen, tidak hanya Muhammadiyah, yang memang independen dari negara, bebas dari relasi-kuasa yang diciptakan negara.

Dan sebab itu, kritik terhadap negara juga adalah kemestian. Partai politik yang tidak berpihak pada kaum miskin, yang memonopoli proyek anggaran untuk kepentingan golongan sendiri, yang bertindak kontraproduktif dengan iklim pemberantasan korupsi, yang justru melakukan korupsi di tengah kesusahan bangsa, harus diingatkan dengan Surah Al-Ma'un ini: hai para politisi korup, janganlah engkau menjadi pendusta-pendusta agama!

Kita hidup di tengah hegemoni partai-partai, yang bahkan sudah menjamah media-media massa sebagai juru bicaranya. Partai-partai yang hidup dari anggaran, menjadikan parlemen dan kementerian sebagai bancakan proyek. Kepada mereka, perlu kita ingatkan dengan Surah Al-Ma'un: jangan lupakan orang-orang fakir dan miskin agar tidak jadi pendusta agama. Partai politik yang terlampau banyak makan dari anggaran rakyat, harus diingatkan dengan Surah Al-Ma'un agar berhati-hati, jangan menjadi pendusta agama!

Dalam konteks gerakan sosial, Al-Ma'un harus terus direvitalisasi oleh gerakan-gerakan Islam sebagai sebuah fondasi teologis. Inilah yang membuat agama hidup. Agama secara normatif bukan sekadar ritual yang mengalienasi manusia dari realitas sosialnya, bukan juga candu bagi rakyat, melainkan juga semangat juang dan semangat untuk membebaskan dhu'afa dan masakin dari ketertindasan.

Pada 8 Dzulhijjah ini, Muhammadiyah akan memperingati miladnya yang ke-102. Pertanyaan yang perlu kita refleksikan, sudah sejauh mana teologi Al-Ma'un ini direvitalisasi kembali?

****

Syahdan, ketika ditanya oleh muridnya, KH Syuja', mengenai surah Al-Ma'un yang diajarkan secara berulang-ulang itu. KH Ahmad Dahlan bertanya kembali, “Apakah sudah mengamalkan?”. KH Syuja' menjawab, "ya, sudah kami amalkan dalam shalat sehari-hari". Maksud Kyai Syuja', sudah dipraktikkan dalam shalat, dibaca sehari-hari.

Tapi ternyata maksudnya bukan itu. Akhirnya, KH Ahmad Dahlan menjelaskan maksud mengamalkan surat al-Ma’un. Menurut beliau, mengamalkan bukan sekadar menghafal atau membaca ayat tersebut. Namun, mengamalkan berarti mempraktikkan al-Ma’un dalam bentuk amalan nyata.

“Oleh karena itu", lanjut KH Ahmad Dahlan, “carilah anak-anak yatim, bawa mereka pulang ke rumah, berikan sabun untuk mandi, pakaian yang pantas, makan dan minum, serta berikan mereka tempat tinggal yang layak. Untuk itu pelajaran ini kita tutup, dan laksanakan apa yang telah saya perintahkan kepada kalian".

KH Ahmad Dahlan lantas mengajak murid-muridnya mencari anak yatim, dan kemudian melaksanakan apa yang sudah difirmankan Allah tersebut. Dari sana, lahirlah Muhammadiyah dengan amal usahanya, yang kini telah genap melampaui satu abad usianya dengan Muktamar di Yogya tahun lalu.

Inilah teologi Al-Ma'un, landasan bagi gerakan sosial Islam. Dan dimensinya yang universal menembus batas jama'ah, menembus batas ormas, bahkan menembus batas-batas agama. Fastabiqul Khairat.