Lev Davidovitch Trotsky lahir tahun 1879. Saat itu gerakan buruh di Rusia
belum timbul dan bahkan bisa dikatakan hampir tidak ada kelas buruh sama
sekaki. Kekaisaran Rusia masih terbelakang, tanpa demokrasi parlementer atau
kebebasan pers. Namun pada akhir abad XIX Rusia mulai berubah secara dahsyat.
Sistem kapitalis mulai berkembang, dan kelas-kelas baru timbul: kelas burjuis
atau kapitalis dan kelas buruh industrial.
Kelas buruh itu menjadi sangat militan dan terpengaruh oleh gerakan sosialis
di Eropa barat. Aksi mogok menggoncang masyarakat Rusia, dan tahun 1905 terjadi
pemberontakan revolusioner. Kaum buruh mendirikan lembaga tipe baru, yang
disebut soviet (artinya dewan). Soviet yang muncul di ibukota St Petersburg merupakan majelis demokratik
dengan wakil-wakil yang dipilih di setiap tempat kerja. Ketua sovietnya ialah
Lev Trotsky. Saat itu Trotsky lebih terkenal daripada Lenin sendiri. Soviet
tersebut dipatahkan oleh pemerintah, tetapi kemudian menjadi model untuk
pemerintah Bolshevik tahun 1917.
Peranan Trotsky dalam Revolusi pertama tahun 1905 sudah kita singgung.
Sebenarnya Trotsky adalah tokoh terpenting dalam pemberontakan itu. Lenin
sendiri belum 100% matang pendekatan politiknya. Sebelum tahun 1905 Lenin
menganjurkan teori (yang diambil dari Kautsky) bahwa kesadaran revolusioner
harus disuntikkan dari luar ke dalam kelas buruh oleh golongan intelektual.
Baru tahun 1905 Lenin melihat segi spontan dari proses penyadaran kelas buruh,
kemudian pemikirannya menjadi lebih kaya dan canggih. Setelah kebangkitan tahun 1905 dikalahkan, Trotsky harus keluar negeri dan
bermukim di New York. Di kota itu dia menjadi editor dari sebuah harian
sosialis. Baru bulan Mei tahun 1917 berhasil kembali ke Rusia. Dia melihat
dengan segera bahwa partai Bolshevik merupakan satu-satunya organisasi
revolusioner yang betul-betul mampu untuk merebut kekuasaan.
Trotsky dan Lenin kedua-duanya adalah tokoh revolusioner terkemuka dalam
revolusi tahun 1917, tetapi sebelum tahun itu mereka berbeda pendapat dalam dua
hal yang sangat penting: (1) peranan partai revolusioner, (2) dinamika revolusi
sosialis. Lenin berusaha mendirikan "partai pelopor", sedangkan Trotsky
masih mendukung model sosial-demokrat. Dalam hal ini Lenin terbukti benar, dan
itu diakui Trotsky sendiri pada tahun 1917. Trotsky masuk partai Bolshevik dan
segera terpilih menjadi angota dari pimpinan.
Namun Trotskylah yang menganalisis dinamika revolusi dengan lebih tepat.
Lenin masih terpengaruh oleh gagasan tradisional sosial-demokrat bahwa Rusia,
sebagai negeri yang masih sedang berkembang, harus melalui tahap kapitalis
sebelum kaum buruh bisa menjalankan revolusi sosialis. Sedangkan Trotsky
melihat bahwa Rusia sedang mengalami proses yang lebih kompleks. Sosialisme
memang belum mungkin dalam satu negeri miskin itu, tetapi karena industri
kapitalis sudah berkembang dan kelas buruh sudah muncul dan berlagak militan,
kaum buruh toh bisa merebut kekusaan dan mulai menempuh jalan sosialis. Setelah
itu, revolusi sosialis ini harus meluas ke negeri-negeri lain yang lebih kaya,
terutama jerman, Kalau tidak meluas dan tetap terisolasi, revolusi itu akhirnya
akan gagal. Ini yang disebut teori "revolusi permanen".
Beberapa tahun sebelum Revolusi Oktober, Trotsky sering bergaul dan
berdialog dengan aliran Menshevik, tetapi tahun 1917 dia mengakui bahwa kaum
Menshevik sudah bukan revolusioner lagi. Trotsky sendiri mempunyai grup yang
bernama "Organisasi Antar-Daerah" (Mezhraiontsi - Interdistrict
Organisation) dengan beberapa tokoh intelektual penting seperti Lunacharsky.
Namun anggota grup tersebut jumlahnya beberapa ratusan saja, sedangkan partai
Lenin betul-betul mempunyai kader dan massa. Lenin mengundang Trotsky dan
teman-temannya masuk partai Bolsehevik bahkan untuk menjadi pimpinan, tapi
Trotsky ogah.
Dia mentuntut agar kedua organisasi itu harus bersatu dengan
mengambil nama baru. Ini jelas kurang realistis, dan hal itu lama-lama harus
diakuinya juga. Akhirnya dia serta teman-temannya toh masuk partai Bolshevik
secara formal pada bulan September. (Secara praktis mereka sudah tampil sebagai
kader Bolsehvik sebelumnya). Dan Trotsky terpilih sebagai ketua soviet di
ibukota.
Sesudah revolusi Bolshevik bulan Oktober Trotsky menjadi menteri terpenting
yang kedua dalam pemerintahan. Pemerintah tersebut sering dinamai
"pemerintah Lenin-Trotsky". Peranannya bermacam-macam, namun yang
paling penting adalah peranannya sebagai panglima Tentara Merah yang membela
rezim Soviet, dalam perang sipil yang disebabkan perlawanan dari kaum burjuis
dan pasukan asing yang masuk wilayah Soviet. Untuk bertahan dalam situasi
segawat itu, Tentara Merah harus bersiasat dengan sangat pandai. Kebanyakan
tentara bukan buruh melainkan petani, yang sebenarnya bukan sosialis. Selain
itu Trotsky harus bergantung pada sejumlah opsir dan ahli militer burjuis. Dia
sering dikecam oleh sekelompok Bolshevik yang agak cemburu melihat Trotsky
begitu naik daun dalam rezim Soviet. "Oposisi Militer" ini sebetulnya
merupakan salah-satu unsur yang kemudian mendukung Stalin dalam upayanya untuk
menyisihkan Trotsky.
Revolusi di Rusia memang terisolasi dan akhirnya gagal, namun dengan cara
yang tak terduga. Kaum pemilik modal swasta tidak berhasil menghancurkan rezim
soviet. Tetapi rezim itu mengalami degenerasi dari dalam. Setelah wafatnya
Lenin, Stalin menjadi diktator dan menindas kaum buruh serta petani secara
kejam. Trotsky melawan Stalin dan dia dideportasikan, kemudian harus hidup di
Meksiko, dan akhirnya dibunuh oleh seorang intel Soviet. Partai-partai Komunis
seperti PKI memfitnah Trotsky sebagai seorang "fasis"; tetapi rezim
Stalinlah yang menandatangani persetujuan dengan Hitler tahun 1939.
Sebelum meninggal dunia Trotsky mendirikan gerakan "trotskis" atau
"Internasional Keempat". Aliran kami (yaitu Suara Sosialis dan
aliran internasional International Socialist Tendency) berasal dari aliran
trotskis tersebut. Kami tidak setuju dengan Trotsky dalam beberapa hal.
Misalnya kami menganalisis bekas Uni Soviet sebagai sistem "kapitalisme
negara", sedangkan Trotsky dan beberapa grup "trotskis" lainnya
beranggapan, Uni Soviet itu mempunyai sifat-sifat tertentu yang lebih progresis
dari kapitalisme dan yang mengarah ke sosialisme. Namun kami mengakui Trotsky
sebagai seorang tokoh revolusioner penting sederajat dengan Marx, Lenin,
Gramsci dan Rosa Luxemburg.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar