1. Mengeluh
Mengeluh itu seperti membuang sampah kekhawatiran, sampah kesusahan, dsb. Hanya orang yang berhati mulia dan para psikolog yang dibayar yang selalu siap menampung keluhan orang lain. Umumnuya orang tidak suka dijadikan keranjang sampah, cobalah untuk berhenti mengeluh / terlalu banyak mengeluh. Kalau tidak tahan untuk memuntahkan unek-unek segera temuilah orang yang tepat; bisa saja orang itu adalah orang yang membuat kita kesal, bisa juga orang yang akan menunjukkan jalan keluar bagi kita.
2. Tidak tahu diri
Diberi hati minta jantung, mungkin ungkapan ini yang sangat tepat untuk menggambarkan orang yang tidak tahu diri. Kalau dibantu sekali oleh orang lain maka akhirnya jadi keterusan bergantung pada bantuannya, hal ini bisa membuat kesal. Meminjam ataupun mengambil sesuatu dari tempat yang telah tersusun rapi dan dikembalikan dalam keadaan sobek / acak-acakan tanpa disertai kata maaf atau niat mengganti, bisa membuat orang kecewa. Belajarlah untuk tenggang rasa, caranya; sering-seringlah bertanya kepada diri sendiri :”Seandainya saya jadi dia, bagaimana ya perasaan saya ?”.
3. Omong besar saja
Orang yang suka omong besar biasanya mempunyai cerita atau ide yang kedengarannya Wah, suka ngobral janji yang muluk-muluk, suka menceritakan pengalaman pribadinya yang spektakuler, suka membanggakan kehebatan-kehebatan yang dimilikinya, dan lain sebagainya. Mungkin untuk sementara bisa saja orang lain terbius dan percaya serta menganggap itu semua sebagai kebenaran. Namun lama-kelamaan orang lain bisa menilai bahwasanya kalau omong besar yang disertai fakta mungkin orang terkagum-kagum; tapi… kalau hanya tong kosong nyaring bunyinya, naah lho……… kuping siapa yang nggak nyesel mendengarnya ?.
4. Menjelekkan orang lain
Menjelekkan orang lain memang terkadang bisa membuat obrolan menjadi seru dan heboh, apalagi kalau lawan bicara punya hobi ngerumpi atawa ngegosip. Tapi… menyukai gosip bukan berarti menyukai si biang gosipnya. Lagipula tidak semua orang senang mendengar cerita-cerita miring mengenai orang lain. Bahkan orang bisa berpikir : ”Sekarang kamu menjelekkan dia. Mungkin nanti tiba giliran saya yang menjadi obyek gosipmu bigos !” .
5. Egois
Orang EGOIS selalu berpusat kepada dirinya sendiri; lebih suka memikirkan atau membicarakan topik mengenai dirinya, kegiatannya, hobinya, masalahnya, dan segala hal yang menyangkut kepribadianya. Orang seperti ini kurang tertarik untuk mendengarkan, memperhatikan atau membantu orang lain. Akibatnya, orang lain segan menjalin hubungan dengannya. Berusahalah mengalihkan perhatian tidak hanya kepada diri sendiri akan tetapi juga kepada orang lain. Bagaimanapun juga untuk menjadi seorang pribadi yang utuh kita memerlukan orang lain.
6. Pelit
Hemat pangkal kaya, namun pelit bisa bisa jadi pangkal dijauhi orang. Perbedaan antara hemat dan pelit ini sangat tipis sekali; orang pelit biasanya lebih suka dibagi ketimbang berbagi atau membagi. Orang pelit lebih tega mengambil rokok temannya yang tertinggal 3 batang sementara disakunya sendiri masih ada sebungkus yang akan dihabiskannya sendirian.
Cobalah untuk berbagi dengan orang lain karena hal itu tidak akan membuat anda menjadi miskin. Mulailah dari hal-hal kecil yang bisa kita lakukan semampu kita dan hapuslah citra pribadi pelit di mata orang lain.
7. Keras kepala
Memang teguh pendirian atas hal-hal yang prinsipal itu sangat bagus, namun orang yang keras kepala biasanya suka ngotot untuk permasalahan yang sepele, ribut untuk urusan yang tidak penting, berdebat untuk merebut pepesan kosong, tidak mau sedikitpun mendengar nasehat orang lain, merasa dirinya paling benar, haram untuk mengalah, tidak mau mengakui kesalahannya, dsb. Cobalah untuk menghindari hal-hal tersebut. Tetaplah menjadi seorang pribadi yang teguh didalam pendirian yang benar namun fleksibel dalam hal atau urusan yang tidak prinsipil.
8. Sombong
Orang yang sombong merasa dirinya adalah superior dalam segala hal dibandingkan orang lain. Itu semua dapat tercemin dari kecendrungannya yang mudah mengkritik, mencela dan menganggap remeh orang lain; biasanya juga orang sombong suka pamer, suka bergaya ekslusif dan suka memilah atau memilih-milih dalam bergaul.
Kebanyakan orang tidak menyukai atau tertarik dengan orang yang sombong. Justru kerendahan hatilah yang dianggap sebagai salah satu sifat yang mulia yang disukai kebanyakan orang.
9. Sensitif
Orang yang sensitif sebetulnya tanpa disadarinya telah memasang pagar pemisah dengan orang lain. Perasaannya yang mudah tersinggung dan hatinya yang mudah terluka oleh ucapan atau sikap orang lain, meskipun orang lain tersebut sedikitpun tidak mempunyai maksud untuk menyerang, namun orang yang terlalu sensitif bisa saja menganggap itu semua sebagai suatu serangan yang melukai hati. Akibatnya, orang lain cenderung menjaga jarak / menjauhinya karena takut tanpa sengaja menyakitinya. Kalau mau jujur seringkali perasaan itu hanya reaksi perasaan diri sendiri yang salah mengartikan.
10. Bohong
Orang yang hobi bohong biasanya bisa menghasilkan suatu kebohongan dengan spontan, kreatif, tampak wajar bahkan dapat meyakinkan orang lain. Kebohongan terkadang cukup efektif untuk menyembunyikan atau menutupi kekurangan, untuk mencari alasan, untuk mengecoh orang lain atau untuk menghalalkan dosa. Namun kalau sudah terbongkar, sangat sulit untuk menghapus citra pembohong pada pikiran orang lain. Berusahalah untuk menghilangkan kebiasaan berbohong sebab sekali langsung keujian seumur hidup tidak akan dipercaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar